Rabu, 12 Juni 2013

puisis ghani

di depanku orang-orang bergumul di kubangan seperti babi
menjulurkan lidah tanpa menghirup udara sebnarnya
kepala mereka itu sekedar berisi kotoran yang muncrat dimana-mana
yang tersisa adalah kedunguan saja
ah, hai mereka?
jangan tanya itu
tapi biar kujawab dengan sederhana
ialah batu yang bercokol tak bisa mengecap panas musim atau suara paling sumbang
ah, sekedar batu!
itu prcuma, hampir muntah
tapi tidak ada tempat untuk muntah-muntahku
sebab tangan mereka tersembunyi di balik kemalu-maluan mereka
katakan apa yang mmbuat mereka bisa musnah
ya, aku ingin mereka musnah!

 
 

Kamis, 02 Mei 2013

puisi bayangan

bayang-bayang

gedung gedung di kotamu seperti menuduhku
telah melukai sejarah
dan air mataku hanya serupa pembersih kenaifan
darimana tangisan jatuh kalau bukan dari rindu?
bayang-bayangmu bersembunyi
dibalik reruntuhan malam
berdansa di atas sepi yang menebal di sampingku
kau bukan lagi benda asing
kau selalu baru di antara air mataku yang dingin
dan kotamu m asih angkuh menuduhku
waktu selalu meninggalkan keabadian
ku tengok daun-daun sejarah yang tertinggal di sana
ada kita tak punya kekuatan saling mencurigai
lalu saling menikam dengan ciuman dibawah matahari yang tua
diajarkan pepohonan dan langit
kita sepasang pengantin yang dinikahi cinta dan puisi
aku melihat bayangannya masih mesra di ujung kesepianki
kini, disini, di kotamu yang menuduhku
yang runtuh oleh rinduku