Sabtu, 04 Agustus 2012

kolaborasi with ghani (siapa aku)

kuukir malam di atas tangis
bulan terbalik mengeja apa yang sedang lelah di hatiku
namanya rindu, rindu yang luka karena tak melukai yang lain
kau kusebut salah satunya
namun kau acuh berlalu menjelmakan keacuhan pada yang lain
kini aku bersama yang terluka  tinggal menunggu mati

kuukir malam di atas tangis
ia tetap tak mengerti
dan bulan belum menemukan siapa aku

entah berapa lama kita bernama manusia
disana cinta sekedar semiotik
di luarnya akupun tak sanggup menemukan manusia menerka duka

aku dan kita terjerembab dalam cantiknya maknanya
saking manisnya ada yang lupa bahwa aku dan kita juga manusia yang
punya derita
ah, biarlah, aku sembunyi mencari sendiri siapa aku
didalik ketidakpedulian mereka

Jumat, 03 Agustus 2012

bapak tua ( kolaborasi with ghani)

bapak tua di sebuah cafe tanpa nama, duduk termangu,
sepasang kaos kaki kumal membungkus rapi kulit keriputnya,
mata berpasang-pasang dari berbagai penjuru,
dermaga melebur bisunya malam,
tapi tak mampu menjawab keinginan bapak tua

hingga melapuk keinginan itu,
udara tetap enggan di bilik jendelamu, menilik cerita
yang tidak berani ia sebut
sebab kau terlanjur cinta pada nakalnya hasratmu.

lalu pak tua itu tak punya tempat untuk menikmatinya
kecuali kesengaaraan

hilanglah ia, tertinggal seperti mimpi,
kau hapus di atas meja diskotik dengan tenggakan alkohol
entah berapa mimpi lagi baru kau akan percaya ini nyata?
aku tak tahu!

mimpi yang tak pernah usai
karena kau masih sibuk memikirkan apa yang belum tercapai
untuk libidomu
sementara di sana bapak tua sudah lupa
berapa hari ia mengeja perutnya yang dirobek lapar
mulutnya masih menganga ditepis harumnya
babi panggang yang kau santap

berlapis-lapis derita lama dihisapnya
sebab lama mencari tak kunjung juga didapatnya
sering tubuhnya digerogoti rakusnya kuasa
bahkan digeprak mati
tapi untuk apa peduli
tawa mereka menyatu menjadi santapannya
sakit juga pak tua......

Rabu, 01 Agustus 2012

puisi gabungan with ghani

aku sering tak heran, hidup adalah mahluk paling menakutkan
karena kita terlalu pandai mendadaninya dengan keangkuhan
di bawah terik matahari itu, kita besandar menikmati ngerinya jus kelaparan yang ditenggak sebagian manusia.
cinta itu kita persembahkan jadi tumbal cafe dan kepuasan hasrat
sementara yang lain masih menganga  menari merayakan derita yang tak punya perasaan

lalu, sebagian dari kenyataan diselimpung,
kitapun sulit paham, mana air mata
segalanya terbentur di tembok libido yang kasar dan tak tahu dosa
lalu sebagian dari senyum hanya hantu yang bangga disudut
atau berenang bangga di genangan air mata tanpa paham asinnya adalah manusia